Vespa on the Road

Banyak wawasan yang Get Plastic dapatkan sejauh ini sebagai komunitas pencinta lingkungan yang mengkampanyekan sampah plastik agar dapat diolah menjadi bahan bakar sehingga berguna dan menjadi solusi akibat sampah yang ditimbulkan. Kami melihat bahwa begitu awamnya masyarakat luas Indonesia mengenai pemahaman terhadap sampah plastik. Kami kemudian melihat peluang untuk mensosialisasikan visi ini dengan pendekatan silaturahim, yaitu melakukan sebuah perjalanan menuju 12 kota di Jawa-Bali, dimulai dari Jakarta tanggal 19 Mei sampai 30 Juni 2018. Kami tidak mungkin mampu melakukan ini tanpa dukungan dan partisipasi kalian terhadap inisiasi kami.

Teman-teman dari Bogor, yang difasilitasikan oleh Komunitas Peduli Ciliwung (KPC), adalah penerima kunjungan kami yang pertama. Luar biasa upaya yang dilakukan oleh teman-teman KPC karena berjasa mengundang Plt. Walikota Bogor dan Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Bogor serta rekan-rekan komunitas lingkungan lainnya walaupun diterjang hujan deras selama beberapa jam. Walikota Bogor pun berencana mengundang kami kembali untuk showcase di Balaikota di hadapan pemimpin-pemimpin instansi Bogor lainnya.

Selanjutnya, kami mengunjungi kawan-kawan lama kami di Kampung Adat Cirendeu untuk menyegarkan kembali ingatan workshop Get Plastic yang pernah kami lakukan beberapa bulan sebelumnya. Seperti biasa, respons mereka tidak pernah surut akan rasa ingin tahu dan selalu menantikan kehadiran kami kembali untuk mengimplementasikan alat kami di daerah mereka untuk menyokong kegiatan pertanian singkong khas tradisi leluhur Cireundeu.

Bandung Kota Parahyangan menjadi tujuan sejuk kami berikutnya. Banyaknya kehadiran dari berbagai instansi Bandung seperti Dinas Lingkungan Hidup Bandung dan Bappeda Sumedang serta wartawan-wartawan lokal sempat membuat kami terpana, dan semua itu berkat koordinasi yang dilakukan oleh Sekretaris DLHK Bandung Pak Dedy. Kaus-kaus #pedulisampahplastik kami pun banyak terjual karena kebaikan para pejabat instansi, sehingga turut membantu persediaan dana kami dalam melanjutkan perjalanan selanjutnya.

Sehari kemudian, tibalah kami di Rajagaluh, Majalengka. Komunitas Pecinta Alam yang merupakan kenalan lama dari Dimas sang pengendara Vespa datang dalam jumlah yang banyak, dan turut melengkapi workshop kami dengan membagikan takjil untuk berbuka puasa kepada para pengendara jalanan. Tak lupa teman-teman komunitas ini memborong kaus Get Plastic juga.

Sosialisasi bahaya sampah plastik dan solusi penanganannya tidak harus hanya untuk konsumsi kaum dewasa. Anak-anak pun harus dibekali dari awal agar lebih cepat terbina karakter peduli lingkungan sehingga menjadi lebih konsisten dalam watak kebersihannya seumur hidup. Dan kami memiliki kesempatan itu dalam kunjungan kami ke Yogyakarta. Komunitas Mata Aksara bersedia memberikan tempat dan waktunya untuk kami berikan pencerahan kepada adik-adik kami yang menjadi calon pemimpin masa depan Indonesia. Tampak betul bagaimana anak-anak Yogyakarta memiliki potensi yang cerah berkat nilai-nilai kepedulian lingkungan yang diasuh oleh Komunitas Mata Aksara.

Petualangan kami di Yogyakarta tidak selesai di situ. Kota Pelajar ini selalu menyenangkan untuk dinikmati suasana budayanya, sesuatu yang lama diketahui oleh para pengembara seperti kami. Di saat sedang lesehan di alun-alun, rasa penasaran para pejalan kaki yang melihat poster motor kami pun tak dapat terbendung. Pengenalan alat dan program kami memang dapat dilakukan di manapun dan kapanpun, termasuk saat berbuka puasa Ramadhan.

Ibarat berkendara, aktifitas kami dari awalnya bulan Desember 2017 seringkali di posisi gigi 6, sehingga rasanya “butuh piknik”. Jakarta terlalu panas untuk memanjangkan kaki, tapi perjalanan menuju Jepara ternyata mengarahkan kami ke suatu titik yang nyaman di pinggir jalan. memang kurang rantang karena bulan puasa, tapi berteduh di antara pepohonan yang disinari matahari Jepara yang cerah cukup membantu kami melepas lelah

Setelah memeriksa keadaan motor yang telah menjelajahi dua propinsi di pasir putih Kartini Jepara dari pagi, akhirnya rombongan kami bertemu kangen dengan habitat serumpunnya yaitu Komunitas Vespa Jepara. Berkat solidaritas yang selalu tinggi di antara para riders ini, dan didukung oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jepara, workshop di senja hari pun terlaksana dengan ramai dan seru.

Saatnya kami beralih ke pulau lain. Menyeberang ke atas, pulau Karimunjawa sudah siap menyambut kami dengan para nelayan, warga setempat beserta muda-mudinya. Semoga obrolan sore santai dengan kami dapat menginspirasikan para nelayan untuk menggunakan BBM hasil olahan sampah plastik ke mesin diesel perahu-perahu ereka, sesuai dengan apa yang kami aspirasikan.

Selesai bercengkerama dengan para pekerja keras di lautan, kami pun menyeberang turun kembali ke kota terbesar kedua di Indonesia. Sebagai kampung halaman Dimas, kedatangan kami sudah dipersiapkan jauh hari oleh teman-teman Pusat Daur Ulang serta Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Surabaya. Nothing feels like home, and home never fails to make us feel comfortable.

Sudah selesai kah perjalanan kami? Belum.Blitar, Lumajang, dan Bali masih menyisakan kisah.

Kami akan kembali dengan pertualangan selanjutnya, harap dinantikan.